Tradisi malam bainai merupakan salah satu tradisi pernikahan minang. Tradisi malam bainai dapat dijadikan sebagai penanda jika seorang perempuan sudah siap menikah. Malam bainai merupakan malam terakhir untuk si anak gadis untuk merasakan kebabasan melajang. Tradisi seperti ini merupakan malam terakhir dari beberapa proses ritual pernikahan minang. Biasanya tamu akan hadir dari jauh-jauh hari untuk membantu proses pelaksanaan malam bainai.
Proses acara akan dimulai dari mandi, proses ini mirip dengan proses siraman. Tetapi tidak seperti siraman yang mengharuskan mempelai wanitanya basah kuyup. Pada prosesi ini mempelai wanita hanya di cipratkan air bunga tujuh rupa saja memakai daun sitawa sidingin. Biasanya jumlah orang yang memercikkan air bunga harus ganjil. Karena ganjil biasanya melambangkan hal yang sakral. Pada proses ini orang tua akan menjadi orang yang terakhir memercikkan air bunga. Setelah selesai acara mandi ini, orang tua akan mengantarkan mempelai ke panggung, setelah sampai dipanggung calon pengantin wanita perlu menginjak kain jajakan kuning.
Tradisi malam bainai sendiri mempunyai arti memakaikan inai, inai merupakan daun pacar merah dalam bahasa minang. Hasil dari tumbukan dari daun akan dipakaikan ke jari pengantin dan akan meninggalkan bekas merah. Selain itu juga, dapat menandakan jika seorang perempuan tersebut sudah menikah.
Yang boleh memakaikan inai di tangan mempelai wanita hanya kerabat wanita yang dituakan saja, mereka mempunyai kewajiban untuk mendoakan dan memberi nasihat tentang pernikahan kepada si calon pengantin wanita. Jumlah jari yang harus dipakaikan inai hanya ada sembilan, ditambah lagi dengan daun sirih yang dipakai untuk menurupi ibu jari. Mengapa demikian? Karena sepuluh itu sempurna dan kesempurnaan hanya milik allah.
Saat ini tradisi malam bainai sudah tidak populer dulu sebagai artian tolak bala. Karena proses yang dilewati dapat memakan waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. Selain itu juga saat ini banyak masyarakat yang tidak percaya dengan hal mistis. Tetapi bukan berarti sudah tidak ada lagi yang memakainya karena masih ada beberapa yang ingin melestarikan budaya pernikahan Minang dengan memakai tradisi seperti ini.
Paket pernikahan adat di Bandung : https://tigadaracatering.id/paket-pernikahan-bandung
0 comments on “Makna Tradisi Malam Bainai Pada Adat Minang” Add yours →