Jika berbicara tentang pernikahan adat Jawa Tengah, tentu paes menjadi salah satu elemen krusial yang persiapannya tidak main-main. Paes adalah riasan untuk pengantin perempuan dari area dahi hingga rambut. Lekukan-lekukan paes pada dahi disebut cengkorongan. Yogyakarta dan Solo adalah dua daerah yang dikenal akan paesnya. Paes biasanya menggunakan pidih berwarna hitam, kecuali paes basahan Solo yang berwarna hijau. Nilai yang sarat filosofi ini sebenarnya merupakan sebuah gambaran dari pondasi pernikahan itu sendiri. Dibawah ini adalah beberapa keistimewaan dari riasan pengantin adat jawa diantaranya :
1. Godheg
Di dekat telinga, pengantin akan dibubuhi lekukan kecil yang disebut godgeh. Melambangkan kebijaksanaan, godheg merupakan sebuah pengingat bagi calon pengantin untuk selalu intropeksi diri, serta sebuah doa agar pengantin diberi keturunan.
2. Gajahan/panunggul
Bentuk ini adalah lekukan paling lebar di bagian tengah yang menyerupai huruf U. Gajahan (paes Solo, gambar atas) atau panunggul (paes ageng) mengambil bentuk gunung dan melambangkan Trimurti (tiga kekuatan dewa tunggal). Bentuk ini mewakilkan sebuah harapan jika kehormatan dan derajat seorang perempuan akan ditinggikan ketika dia menikah.
3. Pengapit
Di samping kiri dan kanan gajahan terdapat dua buah bentuk lekukan yang runcing. Disebut pengapit, bentuk ini diibaratkan sebagai pengendali gajahan. Artinya, walaupun dalam rumah tangga banyak rintangan, pengantin diharapkan selalu berjalan lurus sesuai tujuannya yang mulia.
4. Citak
Bentuk seperti berlian ini digambar di dahi dan di antara alis. Merefleksikan mata Dewa Siwa sebagai pusat ide dan pikiran, citak mewakilkan harapan pengantin perempuan yang cerdas, cemerlang, dan berakhlak baik. Citak diaplikasikan pada semua jenis paes, kecuali paes putri Solo.
5. Penitis
Di sebelah pengapit terdapat penitis. Lekukan yang tidak runcing dan tidak sebesar gajahan ini melambangkan bahwa segala sesuai harus memiliki tujuan dan dijalankan secara efektif, termasuk urusan mengelola keuangan keluarga.
Berikut beberapa detail riasan pengantin Jawa yang tidak kalah pentingnya dengan makna paes:
1. Alis menjangan
Rusa, atau menjangan dalam Bahasa Jawa, menginspirasi riasan wajah pengantin dengan paes basahan dan paes ageng. Alis dirias menyerupai bentuk tanduk hewan ini melambangkan harapan agar kedua pengantin berlaku cerdik, cerdas, dan anggun, seperti karakter rusa, dalam menghadapi persoalan rumah tangga.
2. Sanggul bokor mengkurep
Pengantin Yogyakarta akan dipasangi sanggul bokor mengkurep yang kemĀ udian dihiasi irisan daun pandan dan bunga melati. Tatanan rambut ini pun memancarkan keharuman sebagai pengharapan agar pengantin menjadi pribadi yang berguna dan membawa harus nama negerinya. Pada riasan paes ageng, tiga korsase berwana merah, kuning, dan biru (atau hijau), yang disebut jebehan, disematkan sebagai lambang Trimurti. Sedangkan untuk paes putri Yogyakarta, sanggul ditambahkan hiasan bunga di kanan dan kiri.
3. Sanggul bangun tulak
Sanggul untuk paes putri Solo dan paes basahan ini melambangkan sebuah penolak bala sehingga rumah tangga diharapkan jauh dari bahaya dan kesialan. Terkadang hiasan burung merak disematkan, serta ditambahkan sasakan sunggar di dekat telinga agar pengantin selalu menjadi pendengar yang baik.
0 comments on “KEISTIMEWAAN DARI RIASAN PENGANTIN ADAT JAWA” Add yours →