Keturunan Betawi tulen segera merapat
Orang Betawi pada dasarnya dikenal punya karakteristik bicara ceplas-ceplos, mereka cenderung apa adanya. Ternyata, hal ini juga memengaruhi tata cara dan rangkaian pernikahan adat budaya Betawi yang mereka tinggali. Bukan berarti tanpa makna yang berarti, keunikan pernikahan adat Betawi juga punya makna yang sarat akan nilai luhur sama seperti daerah adat lain di Indonesia.
. Seperti apa saja? Yuk simak selengkapnya di bawah ini!
- Ritual pertama seperti kebanyakan di daerah lain yaitu ngelamar, permintaan resmi dari pihak pria untuk menikah dengan pihak wanita
Dalam proses melamar, biasanya ada utusan yang dimintai tolong untuk membawa seserahan seperti sirih embun, pisang raja dua sisir, roti tawar warna-warni, pakaian wanita, dan uang sembah lamaran. Pembicaraan selanjutnya adalah merundingkan mas kawin, belanja pernikahan, dan kekudang (makanan kesukaan pengantin wanita).
Dalam adat Betawi, ngelamar adalah penentu penting yang menjadi awal dari pernikahan yang akan diselenggarakan. Mulai dari biaya yang harus disiapkan sampai dengan undangan yang akan dijamu.
- Tande putus menandakan bahwa si gadis atau calon none mantu telah terikat dan tidak dapat lagi diganggu oleh pihak lain, begitu pula si pria
Prosesi tande putus dilakukan dengan kesepakatan kedua pihak, biasanya berupa pemberian cincin, uang pesalin, dan kue-kue. Setelah itu dilanjutkan dengan penentuan mahar atau mas kawin yang menjadi tanda perkiraan calon mempelai pria untuk menyiapkan biaya resepsi pernikahan.
Tande putus bermakna bahwa kedua mempelai sudah saling terikat dan tidak bisa diganggu oleh pihak lain. Setelah selesai, calon mantu akan mempersiapkan acara akad nikah. Acara ini dimulai dengan merawat calon mempelai wanita yang disebut dengan piare calon none manten. Ritual ini dimulai dengan memelihara kesehatan serta kecantikan calon mempelai wanita, biasanya diselingi dengan meminum jamu godok dan jamu air akar secang.
- Kemudian dilanjutkan siraman yang berarti pembersihan calon mempelai secara lahir batin, siraman diiringi pengajian dan upacara tanggas
Perlengkapan yang dibutuhkan untuk acara siraman biasanya berupa daun jeruk purut, pandan wangi, akar wangi, daun mangkokan, sereh, dll. Siraman pada calon mempelai wanita biasanya juga diiringi dengan bacaan Shalawat Badar, dan dzikir.
Setelah itu, mempelai wanita akan dimandikan untuk membersihkan lulur yang masih tertinggal, ritual ini dinamakan dengan upacara Tanggas atau Kum. Selain bersih secara fisik, siraman juga ditujukkan untuk membersihkan jiwa dari pikiran-pikiran buruk sehingga ketika menikah nanti pikiran dan hati jadi bersih dan tenang.
- Ngerik atau potong centung dilakukan pada calon mempelai wanita dengan tujuan pengantin selalu mendapat keberkahan dan keselamatan
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Ngerik adalah ritual mencukur rambut yang dilakukan di kamar calon mempelai wanita dengan beberapa perlengkapan. Bahan yang digukanan adalah kain putih ukuran 2 meter untuk alas, kembang setaman, air putih dalam cawan dengan bunga mawar, pedupaan, setanggi, alat cukur, dua keping uang logam untuk batas centung, serta sirih.
Ngerik bertujuan untuk membersihkan bulu-bulu kalong calon pengantin wanita yang tumbuh di kening, ritual ini dimaksudkan agar pengantin wanita nantinya akan diberkahi keberkahan serta keselamatan.
- Seusai ngerik, malam pacar dilakukan pada malam sebelum akad yang bertujuan agar wanita dapat lebih menarik saat pernikahan nanti
Malam pacar adalah ritual yang dilakukan oleh tukang piare (tukang rias) dan dihadiri oleh keluarga serta teman dekat calon pengantin wanita. Beberapa perlengkapan wajib berupa daun pacar, bakul berisi beras, bumbu dapur, pisang raja, garam kapur sirih, bumbu sirih, kue beras khas Betawi, serta alas daun pisang yang diukir untuk alas tangan. Pemberian pacar dipandu oleh tukang piare, dilanjutkan dengan sesepuh dan kerabat dekat dengan calon mempelai memakai riasan tipis dan berbusana kebaya encim.
- Ngerudat adalah ritual iring-iring rombongan calon mempelai pria menuju kediaman calon pengantin wanita sebelum akad nikah
Ngerudat dimulai dengan bunyi petasan yang menjadi tanda awal bahwa rombongan mempelai pria telah datang di kediaman mempelai wanita. Mempelai pria biasanya membawa seserahan berupa sirih nanas, mahar, miniatur masjid, sepasang roti buaya, kue penganten, pesalin, shie, beberapa nampan kue khas Betawi, dan buah-buahan yang ditempatkan di wadah berbentuk perahu sebagai simbol bahwa pasangan bisa mengarungi bahtera kehidupan.
- Setelah akad, dilanjutkan ritual buka palang pintu (lolos ujian mendapat tambatan hati) dan di puade (kasih calon mempelai wanita pada pria)
Setelah melakukan akad di kediaman pengantin wanita, selanjutnya adalah prosesi buka palang pintu yang merupakan perjuangan calon mempelai pria menghadapi utusan mempelai wanita. Acara simbolik ini diiringi dengan atraksi silat dan pantun serta pembacaan shalawat kepada Nabi Muhammad.
Kemudian yang terakhir adalah di puade, dimana kedua mempelai duduk dan tukang rias membuka roban tipis yang menutupi mempelai wanita. Mempelai pria memberi sirih dare kemudian dilanjutkan dengan prosesi sembah dan cium mempelai wanita kepada mempelai pria. Setelah itu kedua mempelai menyembah kedua pihak orangtua dan ditutup dengan suapan nasi kuning sebagai tanda orang tua telah melepas putrinya.
Itulah tadi beberapa prosesi adat Betawi beserta maknanya yang sebagian besar masih dilestarikan hingga kini.
0 comments on “7 Makna Mendalam di Balik Pernikahan Adat Betawi” Add yours →