Upacara pernikahan di Indonesia merupakan upacara yang dianggap sangat sakral dan diselenggarakan secara meriah dan terencana disesuaikan dengan tradisinya. Dalam adat Madura, Jawa Timur, prosesi pernikahan dimulai dengan acara lamaran.
- Lamaran
Prosesi lamaran merupakan tahap yang dilakukan sebelum perkawinan berlangsung, yaitu sang calon pengantin laki-laki akan mendatangi kediaman calon pengantin wanita yang bertujuan untuk memastikan bahwa sang calon pengantin wanita bersedia menikah dengan sang calon pengantin pria. Biasanya di suku madura di dahului dengan adanya :
- Ngangene (Memberi angin atau memberi kabar)
- Araba Pagar (Membabat pagar atau Perkenalan antara orang tua)
- Alamar Nyabe’ Jajan (melamar)
- Ater Tolo atau Teket Petton (Alat lamaran)
- Nyedek Temo (Menentukan saat hari perkawinan)
- Prosesi Sebelum Perkawinan
Sebelum masa perkawinan pihak laki-laki sudah diharuskan mempersiapkan keperluan dan kebutuhan apa saja yang akan di butuhkan, seperti perlengkapan dan tempat dimana perkawinan itu akan dilaksanakan. Dan khusus untuk calon pengantin wanita 40 hari sebelum upacara perkawinan sudah dilakukan ritual “dipinggit” yang dimana calon mempelai wanita dilarang meninggalakan rumah dan biasanya dilakukan perawatan tubuh dengan :
- Meminum jamu ramuan Madura
- Untuk perawatan kulit menggunakan :
- Bedak penghalus kulit
- Bedak dingin
- Bedak mangir wangi
- Bedak kamoridhan
- Bedak bida
- Menghindari makanan yang mengandung air seperti buah-buahan nanas, mentimun, papaya
- Saat Perkawinan
Pada tahap ini adalah tahap yang paling utama, busana pengantin juga sudah disiapkan khusus agar lebih menarik perhatian di banding tamu-tamu yang akan menghadiri upacara perkawianan tersebut. Pada saat pernikahan calon laki-laki menggunakan beskaik blangkon, kain panjang yang didampingin orang tua, pini sepuh serta sanak keluarga lainnya. Sedangkan untuk calon wanita menggunakan kebaya dan kain panjang. Upacara akad nikah dilaksanakan dan dipimpin oleh penghulu dengan dua orang saksi lalu dilanjutkan dengan pengucapan ijab qobul yang disaksikan para undangan dan memberikan seserahan mas kawin Al-Qur’an dan sajadah sebagai mas kawin selanjutnya dengan syukuran bersama.
Upacara mengghar bhalabhar (buka pintu dengan melewati tali)
Pada hari H, pengantin pria datang ke rumah pengantin wanita sambil ditemani oleh seseorang yang pintar menembang dan berteka-teki. Tugasnya untuk memimpin acara. Dalam bahasa Madura orang ini disebut bhud jangga (pujangga). Acara dilakukan sebelum pengantin pria memasuki halaman rumah pengantin wanita.
Upacara pangi (Pertemuan kedua pengantin)
Menyongsong kedatangan pengantin pria, maka pengantin wanita akan didudukkan di atas sebuah baki menghadap ke pelaminan, tetapi posisinya membelakangi pengantin pria.
Tata rias pengantin Di Desa Tebang Kacang ada 3 macam yaitu :
Resepsi Malam Pertama
Pada malam hari resepsi pertama kedua pengantin akan diantar kedalam pelaminan. Kemudian dilanjutkan dengan upacara muter duleng. Lalu pengantin pria akan berjalan jongkok menuju pengantin wanita dan memutar baki sampai berhadapan. Sesudah itu pengantin pria akan memegang dan mengusap-usap embun pengantin wanita dengan mengucap “Aku adalah suamimu dan engkau adalah istriku” kemudian pengantin wanita diajak ke pelaminan dengan menggunakan pakaian adapt (lega)
Resepsi Malam Kedua
Pada resepsi ini pengantin menggunakan pakaian adat kaputren.
Resepsi Malam Ketiga
Lalu pada resepsi malam ketiga pengantin akan menggunkan rias lilin dengan kebaya putih dengan hiasan melati menandakan kesucian dan merupakan malam pertama untuk pengantin. Dan pada hari keempat pengantin sudah melakukan kunjungan keluarga mertua dan sanak familli dan tidak lupa pengantin akan mendapatkan ontalan yaitu pemberian uang dan ucapan “selamat menempuh hidup baru”.
0 comments on “Prosesi Pernikahan Adat Madura Jawa Timur” Add yours →