Sebelum mengarungi kehidupan berumah tangga yang ditandai dengan sahnya ikatan pernikahan, pasangan pengantin yang menikah dengan menggunakan adat tradisional Jawa biasanya akan melakukan beberapa prosesi menjelang pernikahan. Prosesi ini memang bisa berlangsung cukup panjang dengan bermacam ritual yang harus dilakukan oleh mereka berdua bahkan melibatkan kedua pasang orang tua dan keluarga. Namun, dibalik semua itu, masing-masing prosesi ini memiliki arti dan filosofi yang baik bagi kedua mempelai dan keluarganya.
Bleketepe
Bleketepe adalah daun kelapa yang masih hijau dan dianyam dengan ukuran rata-rata 50cm x 200cm sebagai atap atau peneduh saat resepsi pernikahan. Alasan Ki Ageng melakukan hal tersebut tak lain karena rumahnya yang kecil dan tak mampu memuat semua tamu, sehingga yang di luar rumah tetap teduh dengan adanya daun kelapa tersebut. Prosesi ini merupakan perwujudan dari penyucian di kayangan yang dinamakan Bale Katapi . Dengan demikian, bleketepe berarti orang tua yang mengajak anaknya bersuci.
Salah satu yang memasang bleketepe sebagai rangkaian prosesi pernikahan adalah Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution. Ada juga janur kuning yang melengkung sebagai pengharapan berkah dan kemakmuran bagi kedua mempelai layaknya meminta cahaya kepada Tuhan.
Kembang Mayang
Ornamen ini berbentuk rangkaian akar, batang, daun, bunga dan buah. Pajangan ini akan memberikan kebijakan dan motivasi bagi kedua mempelai dalam menjalani kehidupan nantinya.
Pasang Tuwuhan
Tuwuhan yang berarti tumbuh-tumbuhan ini diletakkan di tempat siraman. Bisa juga ditambahkan buah-buahan dengan harapan sang pengantin cepat mendapatkan keturunan.
Siraman
Ritual satu ini akan ada tujuh orang atau angka ganjil lainnya yang akan memandikan calon mempelai. Sebelum menuju ritual selanjutnya, sang ayahlah yang akan mengakhiri ritual ini dengan menggendong mempelai ke kamar pengantin.
Adol Dawet
Kedua orang tua akan menjual dawet sebagai hidangan pada para tamu yang hadir. Dawet tersebut tidak dibayar dengan uang melainkan dengan kreweng atau pecahan tembikar dari tanah liat sebagai tanda bahwa pokok kehidupan berasal dari bumi.
Potong Tumpeng
Sajian nasi berbentuk kerucut ini berisikan lauk-pauk yang ditata di sekelilingnya di atas nampan bulat yang terbuat dari anyaman bambu. Hal ini mengisyaratkan kemakmuran dan kesejahteraan. Ritual ini dilakukan oleh orang tua mempelai.
Daulang Pangkasan
Acara ini merupakan prosesi suapan terakhir oleh ayah dan ibu pada calon mempelai sebagai tanda tanggung jawab terakhir dari orang tua kepada anaknya yang ingin menikah.
Tanam Rambut
Menanam rambut bermaksud agar dihindarkan dari keburukan dalam rumah tangga. Ada pula pelepasan ayam yang bermakna orang tua yang sudah mengikhlaskan anaknya untuk hidup mandiri. Prosesi ini menggunakan ayam berwarna hitam.
Midodareni
Prosesi ini merupakan ritual melepas masa lajang calon mempelai. Mempelai wanita akan terlihat sangat cantik seperti bidadari dari surga. Pada malam ini, pengantin wanita akan ditemani pihak keluarga saja dan dilarang untuk bertemu calon mempelai pria. Di sini mempelai wanita juga akan menerima nasihat mengenai pernikahan.
Tigadara adalah catering dan Wedding Organizer wilayah Jabodetabek dan Bandung yang sudah berpengalaman dalam menyajikan aneka layanan Nasi box dan Paket Pernikahan di Berbagai Kota. Tigadara menyediakan beragam layanan Nasi box atau nasi kotak dan Paket Pernikahan dengan harga terjangkau. Sehingga layanan nasi box dan Paket Wedding kami dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat.
Untuk info lebih lanjut, langsung saja kunjungi website kami di : www.tigadaracatering.co.id/ dan Instagram kami @cateringtigadara.
0 comments on “Prosesi Pernikahan Adat Jawa Yang Perlu Anda Ketahui” Add yours →