Tari galombang merupakan salah satu tarian yang berasal dari minangkabau, yang biasanya selalu ditampilkan pada upacara pernikahan untuk menyambut tamu yang dihormati. Tarian ini berbentuk dua baris berbanjar ke belakang, aslinya di tarikan oleh puluhan lelaki dengan bentuk menghadap pada tamu satu arah saja dan juga ada yang dua arah.
Kata galombang diambil dari kata air laut yang bergelombang, dengan gerakan yang berawal dari aktivitas silat sehingga tercipta bentuk variasi gerak yang berbentuk seperti gelombang laut. Lalu ditambah dengan olahan ritma, ruang, dan tenaga maka jadilah gerakan tari yang indah, bergerak dengan tempo yang dinamik dan dilakukan dengan perlahan mengalun lembut, kadang juga dengan tempo yang cepat, kuat, energik, dan tajam. Gerakan seperti melukis garis pada udara dengan bentuk lurus, sedang, kecil, bersiku, dan melengkung dengan paduan aras tinggi, rendah, lemah, kuat, dan sebagainya.
Gerakan silat yang digunakan sebagai asas tari galombang terlihat pada bagian kaki dan tangan atau biasa disebut dengan kudo-kudo, gelek, siku-siku. Gerakan silat yang ditarikan oleh penari lelaki dengan lantai dua baris berbanjar ke belakang sehingga menghasilkan tarian yang indah. Keindahannya terlihat jelas apabila semua penari secara bersamaan bergerak tinggi lalu merendah sambil maju mundur secara perlahan seperti gelombang air laut.
Tari galombang memiliki makna atau arti yang bertujuan menyongsong para tamu yang dihormati, gelombang yang memiliki arti ombak yang bergulung-gulung menuju pantai. Tari galombang juga bermakna menyambut tamu sampai menuju tempat duduknya, ada pepatah adat yang mengatakan “samo naiek jo galombang, samo turun jo sipocong” yang artinya para tamu yang dating itu sama derajatnya dengan orang-orang yang menanti. Kesamaan derajat ini dapat dibuktikan dengan di dalam kehidupan bagaikan menempuh gelombang, ada naik dan ada turunnya juga. Naik seperti gelombang sehingga terlihat indah dan turun seperti sipocong yang maksudnya kiasan dari buih yang tampak sesudah ombak menghempas di pantai hilang di telan oleh pasir.
0 comments on “MAKNA TARI GALOMBANG DALAM ADAT MINANG” Add yours →