Pernikahan merupakan moment penting pada kehidupan, momen ini penuh dengan kesakralan dan mempunyai harapan baik di dalamnya. Ketika ikrar janji sudah diucapkan, saat itulah tanggung jawab dan kemandirian dengan segala suka duka akan dipikul berdua. Berikut ini merupakan rangkaian prosesi pernikahan adat Jawa Jogjakarta dan makna dibaliknya :
- Diawali dengan pemasangan tarub, bleketepe, dan tuwuhan
Pemasangan tarub pada prosesi adat Jawa Yogya merupakan tanda awal bahwa pemilik rumah akan mengadakan hajatan mantu. Tarub dan bleketepe berbentuk rumah-rumahan dari daun kelapa. Tradisi ini dimulai pertama kali dimulai leluhur raja-raja Mataram, yaitu Ki Ageng Tarub yang waktu itu sedang menikahkan putrinya.
Sedangkan tuwuhan merupakan tumbuh-tumbuhan yang dipasang pada kanan dan kiri gerbang dan merupakan harapan kedua orang tua supaya anaknya mempunyai keturunan yang baik dan murah rezeki. Tuwuhan terdiri dari batang pohon pisang raja, kelapa muda, tebu wulung, janur kuning, dan daun randu.
- Kemudian dilanjutkan dengan nyantri
Nyantri mempunyai arti menyerahkan calon mempelai pria pada keluarga calon mempelai wanita. Nyantri dilakukan pada hari ke 1 sampai ke 3 sebelum pernikahan dimulai, dengan tujuan untuk mencegah calon mempelai pria supaya tidak datang pada hari yang sudah ditentukan. Saat ini prosesi ini sudah jarang dilakukan karena kedua pasangan telah saling mencintai dan berjanji untuk hidup bersama. Umumnya nyantri ini diadakan bersamaan dengan prosesi Midodareni.
- Siraman
Pada prosesi siraman baik pada adat Jawa Solo atau Jawa Jogja wajib dilakukan, karena merupakan simbol pembersihan diri secara lahir dan batin. Siraman merupakan ritual memandikan calon pengantin wanita yang dilakukan oleh orang tua calon mempelai wanita beserta dengan para pini sepuh yang dianggap berhasil pada pernikahan.
- Ngerik dan Midodareni
Ngerik merupakan upacara mencukur rambut yang artinya membuang hal buruk yang ada pada calon pengantin, yang bertujuan untuk menghilangkan rambut halus pada bagian dahi supaya wajah terlihat bercahaya. Kemudian dilanjutkan dengan Midodareni, proses ini calon pengantin wanita hanya duduk tenang dikamar ditemani oleh ibu dan kerabat dekat sampai tengah malam.
Itulah beberapa rangkaian pernikahan Adat Jawa Jogjakarta. Cukup singkat jika dibandingkan dengan upacara adat Jawa Solo, tetapi tetap mempunyai ciri khas masing-masing.
Baca juga paket pernikahan adat jawa : https://tigadaracatering.id/paket-wedding
0 comments on “Makna Di Balik Prosesi Pernikahan Adat Jawa Jogjakarta” Add yours →