Saat kalian melihat janur kuning melengkung di pinggir jalan, pasti kalian sudah paham betul bahwa di daerah itu sedang ada pesta pernikahan. Dengan daun kelapa muda yang dilipat memang sering dimanfaatkan oleh warga setempat sebagai petunjuk bahwa tengah berlangsungnya sebuah acara pernikahan. Janur kuning ini sebenarnya sudah berlangsung berabad-abad silam di nusantara ini, lebih utama pada suku jawa, bali, dan juga sunda. Janur tidak hanya memiliki fungsi untuk hiasan saja, akan tetapi janur memiliki makna tersendiri.
Janur sendiri berasal dari bahasa arab yang memiliki arti yaitu cahaya dari surga, dan kuning memilikii arti suci yang diambil dari bahasa jawa. Masyarakat jawa mengartikan janur yaitu sebagai sejating nur yang artinya cahaya sejati. Janur sendiri memiliki makna yaitu sejatinya manusia itu perlu cahaya dari Tuhan yang maha esa agar dapat melihat segala sesuatu yang baik dan juga yang buruk.
Janur kuning madalah hiasan yang terbuat dari daun muda yang diambil dari beberapa tumbuhan palam besar, salah satunya kelapa kemudian dijadikan satu sehingga terbentuklah untaian yang menjulang ke atas seperti umbul-umbul. Sekarang ini semakin banyak orang yang membuat janur dengan berbagai macam ide yang unik dan juga beragam.
1. Tradisi Janur Kuning Di Bali
Dibali janur disebut dengan penjor yang biasa digunakan untuk upacara adat oleh penduduk setempat, penjor ini biasanya dirangkai dengan berbagai macam bentuk yang diikat pada bambu panjang kemudian dipasang pada tepi jalanan. Menurut kepercayaan masyarakat bali penjor ialah suatu benda yang sangat sakral, dibali penjor dilengkapi dengan berbagai bunga, daun-daunan, buah-buahan, jajanan pasar, dan juga wangi-wangian yang digunakan sebagai sesajen utnuk yang maha kuasa. Penjor dibuat oleh masyarakat bali untuk mengungkapkan syukur dari anugerah yang telah diberikan oleh sang maha kuasa.
2. Tradisi Janur Kuning Di Jawa
Di jawa janur kuning dianggap untuk simbol kebahagiaan dan juga berfungsi sebagai petunjuk ataupun penanda adanya resepsi pernikahan. Dijawa sendiri janur dirangkai untuk kembar mayang yang digunakan untuk prosesi upacara adat panggih. Hiasan kembar mayang ini juga menjadi simbol disatukannya dua individu dalam berumah tangga, sedangkan warna keputihan dalam janur akan menjadi doa supaya cinta kasih sayang mereka dapat selalu muda seperti janur tersebut.
0 comments on “TRADISI JANUR KUNING DALAM PERNIKAHAN” Add yours →