INSPIRASI PERNIKAHAN ADAT MADURA –
Pernikahan adat Jawa dipenuhi oleh berbagai prosesi serta atribut dan riasan pengantin yang sarat makna filosofis, tak terkecuali adat Madura dari Jawa Timur. Salah satu karakter khas dari orang Madura adalah tegas dan keras. Ini kemudian terlihat jelas pada pilihan-pilihan warna pakaian dalam setiap ritual adat yang digelar, tidak terkecuali pernikahan. Warna yang dominan saat pernikahan adat Madura, menurut Fitri Liza, owner Sanggar Liza, adalah merah dan kuning. «Pada pakaian pengantin, biasanya berbahan beludru dengan sulaman emas jadi terasa mewah dan elegan,» demikian Fitri menjelaskan.
Yang juga menjadi khas pada pakaian adat pernikahan Madura, menurut Fitri, adalah bentuk dari hiasan melati yang ada di kepala.
PERKENALAN KEDUA KELUARGA
Sebelum mengikat janji pernikahan, kedua calon pengantin harus melalui beberapa ritual, yaitu perkenalan keluarga, lamaran, dan pernikahan.
Memberi kabar atau ngangene
Ini adalah tahap penjajakan untuk mengetahui seberapa besar peluang calon mempelai pria bisa diterima oleh pihak keluarga wanita. Keluarga dari calon mempelai pria akan mengirim utusannya untuk menggambarkan apa saja yang menjadi keunggulan dari calon mempelainya.
Perkenalan antara kedua orang tua atau araba pagar
Setelah orang tua calon mempelai wanita meyakini calon mempelai pria merupakan sosok yang taat beragama dan bisa menjadi pemimpin keluarga yang bertanggung jawab, maka perkenalan antara kedua orang tua pun dilangsungkan.
LAMARAN
Prosesi ini menjadi semacam penegasan bahwa calon mempelai pria sudah resmi meminang calon mempelai wanita. Calon mempelai pria melamar dengan membawa seserahan. «Biasanya yang dijadikan seserahan adalah minyak wangi, uang, dan sapu tangan. Setelah tunangan diterima, maka di saat yang sama, akan dibicarakan juga tentang penentuan hari pernikahan,» jelas Fitri.
PERNIKAHAN
Meski sudah mendapat restu untuk meminang gadis Madura, calon mempelai pria tetap harus melalui serangkaian «ujian» kesiapan menjadi kepala keluarga di depan banyak orang.
Buka pintu atau mengghar bhalabar
Fitri menjelaskan, ritual ini dilakukan ketika pengantin pria akan memasuki area pelaminan. Di depan pintu akan dibentangkan tali. «Dulu yang dibentangkan tali biasa, tapi sekarang dimodifikasi dengan untaian melati,» imbuh Fitri.
Agar bisa menemui pengantin wanitanya, pengantin pria harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan membuat untaian melati bisa dilepaskan. Pada prosesi ini, yang terlibat adalah perwakilan dari kedua belah pihak pengantin.
Mekalabah
Uji ketangkasan ini masih dilakukan oleh perwakilan kedua mempelai. Misinya adalah perwakilan pengantin pria harus bisa mengalahkan perwakilan pengantin wanita. «Jadi ada pendekarnya masing-masing yang akan bertarung silat dengan iringan musik khas Madura,» cerita Fitri antusias.
Putar dulang
Prosesi ini dilakukan sendiri oleh pengantin pria. Ia diperkenankan berjalan menuju pelaminan untuk menemui pengantin wanitanya. Pengantin wanita sendiri, sambung Fitri, sudah duduk di atas baki besar yang terbuat dari kuningan. «Duduknya menghadap pelaminan, yang artinya membelakangi arah datang pengantin pria».
Ketika menghampiri pengantin wanita, pengantin pria harus berjalan jongkok. Baru ketika mendekati dulang tempat pengantin wanita duduk, pengantin pria akan memutar dulang tersebut hingga kedua pengantin saling berhadapan.
PERNIKAHAN ADAT –
Yuk kunjungin media social kami, untuk mengetahui ada paket apa saja di tiga dara catering Surabaya dan testimoni dari para client kami.
Website :
Jakarta : tigadaracatering.id
Surabaya : sby.tigadaracatering.id
Cikarang Karawang Cikampek : ckc.tigadaracatering.id
Instagram : @cateringtigadara
Tik tok : Tiga Dara Catering
0 comments on “PROSESI PERNIKAHAN ADAT MADURA” Add yours →